Dark Tourism-Pariwisata di destinasi berkonflik?

Tulisan ini sudah terbit di koran Kalteng Pos pada tanggal 202 April 2024 dan saya unggah kembali untuk sharing knowledge. Selamat membaca…

Berwisata ke Daerah Konflik? – Semua negara menginginkan kehidupan yang nyaman dan kondisi keamanan yang stabil namun akibat dari kemampuan manusia untuk mempertahankan kepentingannya maka konflik atau bahkan perang antar negara kadang tidak dapat dihindari. Perang yang terjadi di negara konflik memberikan dampak negatif kemanusiaan secara umum dan memberikan dampak serius pada industri pariwisata, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak perang terhadap pariwisata dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, termasuk dampak pada ekonomi, lingkungan, dan masyarakat.

Dampak langsung perang terhadap pariwisata ditunjukkan dengan penurunan jumlah wisatawan yang datang ke daerah konflik sehingga mengakibatkan hilangnya sumber pendapatan bagi para pelaku industri pariwisata seperti hotel, restoran, agen perjalanan, dan sebagainya. Selain itu, fasilitas dan destinasi pariwisata seperti museum, taman bermain, dan tempat wisata lainnya dapat rusak atau hancur selama perang, sehingga sulit untuk menarik wisatawan setelah konflik berakhir.

Selain itu, perang juga memberikan dampak tidak langsung pada sektor pariwisata antara lain ketidakstabilan ekonomi, kerusakan lingkungan, dan dampak psikologis pada masyarakat lokal. Perang dapat mengganggu perdagangan, investasi, dan hubungan ekonomi internasional, sehingga mengakibatkan penurunan pengeluaran individu yang melakukan perjalanan untuk bepergian ke daerah yang terkena dampak perang. Lebih jauh lagi, kerusakan lingkungan akibat perang, seperti pencemaran air dan udara, kerusakan terhadap satwa liar dan habitat mereka, serta kerusakan pada bangunan bersejarah dan arkeologis juga dapat menurunkan daya tarik wisata di daerah yang terkena dampak konflik.

Dampak psikologis pada masyarakat lokal yang terlibat dalam konflik juga perlu diperhatikan, karena perang tersebut meningkatkan rasa stres, kecemasan, dan depresi yang berpengaruh dalam ketersediaan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk industri pariwisata, seperti tour guide dan pekerja pariwisata lainnya.

Dampak perang terhadap pariwisata sangat serius dan memberikan pengaruh jangka panjang pada industri pariwisata serta masyarakat lokal. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meminimalkan dampak perang terhadap pariwisata, seperti dengan mengembangkan program rekonstruksi dan rehabilitasi pasca-konflik, serta promosi pariwisata yang efektif untuk mengembalikan minat wisatawan setelah konflik berakhir. Namun demikian, kegiatan pariwisata selalu hadir dengan cara mencari tempat dan kesempatan untuk menunjukkan identitasnya salah satunya melalui wisata kelam di daerah-daerah pasca konflik/perang yang dapat memberikan edukasi dan mengingatkan kekejaman masa lalu.

Wisata kelam atau dalam dunia internasional dikenal dengan kata ‘dark tourism’ adalah wisata ke tempat-tempat terjadinya peristiwa yang menimbulkan korban jiwa. Pada umumnya, wisatawan melakukan perjalanan ini untuk mengenang dan mencari pengalaman mengapa bencana tersebut bisa terjadi. Perjalanan yang dilakukan oleh para wisatawan ini ternyata sudah dilakukan jauh sebelum istilah ini muncul pada tahun 1990-an, misalnya wisata ke spot penembakan Presiden John F. Kennedy di Dallas-Amerika Serikat, wisata ke pembantaian manusia di Tuol Sleng-Kamboja, wisata genosida di Rwanda, wisata genosida oleh Nazi di Desa Oradour-sur-Glane Perancis dan tidak tertutup kemungkinan nanti akan ada wisata ke Ukraina atau wisata ke Jalur Gaza.

Meskipun kegiatan pariwisata dapat muncul dengan berbagai latar belakang peristiwa tentu wisata kelam sebisa mungkin dihindari karena ada proses sebelum terjadinya kegiatan pariwisata tersebut yang memiliki dampak buruk terhadap kemanusiaan. Konflik perang tetap harus dihindari dan pariwisata yang tercipta haruslah didasarkan kepada kebijakan untuk menciptakan kegiatan yang memberikan rasa aman, tertib, bersih, sejuk, ramah, indah dan memberikan kenangan istimewa.

Salam Pariwisata Indonesia.

Leave a comment