Farewell…
Hari Minggu tanggal 2 Juli 2017 saya pergi ke gereja di Preston jam 10.00 pagi. Ini adalah gereja tempat saya beribadah setiap minggu yang namanya Gereja St. Michael and All Angels with St. Mark, nama yang cukup panjang buat sebuah gereja. Gereja ini termasuk dalam aliran Church of England (CoE) artinya bukan Katolik dan juga bukan Protestan tapi mix di antara keduanya. Saya tidak akan membahas lebih lanjut tentang aliran gereja ini selain tidak paham karena tidak belajar teologia jadi kuatir salah kaprah, tapi juga bagi saya agama atau alirannya adalah wilayah personal yang tidak perlu diperdebatkan. Yang jelas, sudah 4 tahun saya beribadah dan berdoa setiap minggu di gereja ini, meskipun kadang-kadang bolong juga.
Ibadah hari ini terasa istimewa bagi saya. Pendeta Neil dan anggota gereja memberikan ucapan selamat jalan kepada saya dan keluarga karena mereka tau bahwa saya harus kembali ke Indonesia. Mereka juga memberikan kenang-kenangan kepada saya sebuah buku Alkitab dalam Bahasa Inggris meskipun saya tau pasti saya akan jarang membacanya. Jangankan Bahasa Inggris, Alkitab berbahasa Indonesia saja kadangkala saya susah mencernanya (Mungkin sudah kebanyakan Roh Kuda yang mendampingi saya, loncat-loncat nggak jelas).
Dari segi kuantitas, anggota gereja yang datang beribadah setiap minggu di St. Michael sangat sedikit dibandingkan dengan jemaat yang beribadah setiap minggu di gereja di Indonesia. Namun mereka saling mengenal satu dengan yang lain. Saya sendiri sebenarnya juga tidak mengenal semua anggota gereja St. Michael, mungkin masih terbawa kebiasaan saya pergi ke gereja di Indonesia yaitu datang, duduk, diam, mendengarkan dan pulang. Sebaliknya, pergi ke gereja bagi masyarakat di Inggris, secara khusus di gereja ini (sepemahaman saya), yaitu melakukan pelayanan, bukan minta dilayani dan minta berkat. Oleh karena itu hal yang paling mengesankan bagi saya adalah rasa kekeluargaan dan kehangatan yang mereka ciptakan. Mereka dengan senang hati membantu orang lain yang kesulitan. Tapi tentu saja bukan dalam hal kesulitan keuangan lalu minta bantuan dari orang lain. Bantuan yang mereka berikan biasanya berupa tenaga dan waktu. Seperti halnya saya juga dibantu untuk membaca thesis yang saya tulis sehingga dapat dipahami orang lain.
Saya menyadari bahwa selesainya sekolah saya tentunya tidak lepas dari berkat Tuhan melalui gereja St. Michael. Saya juga yakin bahwa setiap orang akan selalu di bantu Tuhan dalam hidupnya, tidak hanya melalui St. Michael, tapi juga ditempat-tempat ibadah lainnya seperti masjid, pura, vihara. Saya yang masih kebanyakan Roh Kuda saja dibantu, apalagi teman-teman saya yang saleh dan baik hati yang saat ini masih berjuang menyelesaikan sekolah di perantauan. Oleh karena itu, saya ucapkan selamat dan lancar selalu bagi teman dan sahabat saya untuk bisa menyelesaikan studinya dalam bimbingan Tuhan. Dan saya berharap bahwa kebaikan dan keramahan dari St. Michael and All Angels juga bisa saya teruskan dimanapun saya berada. God Bless Us…