Hari ini tanggal 3 Januari 2019 saya melakukan dialog pagi di RRI Palangka Raya. Setelah sehari sebelumnya saya berusaha mengatur jadwal karena banyaknya kegiatan yang bersamaan, akhirnya kegiatan sharing dan penyebaran informasi melalui radio ini bisa juga saya lakukan bersama Mas Nata Dwiharso koordinator acara dialog di RRI Palangka Raya.
Tema dialog yang kami bicarakan pagi ini adalah usaha Biro Perjalanan Wisata (BPW) ditengah peluang trend pariwisata dan daya saingnya dengan online travel agen. Melalui saluran RRI Pro 1 dengan frekuensi FM 89,2 kami mendiskusikan bagaimana perkembangan pariwisata khususnya di Kalimantan Tengah, bagaimana perjuangan BPW konvensional menghadapi online travel agent (OTA) dan juga kondisi masyarakat untuk mendukung pariwisata.
Pada intinya, menurut pendapat saya dan sejauh yang saya pahami, pariwisata merupakan sebuah kegiatan yang hasilnya tidak instan namun berkelanjutan atau bisa dinikmati terus menerus sehingga harus sabar. Selain itu, adanya trend bahwa pariwisata dapat digunakan sebagai penanda kelas sosial bagi sebagian orang membuat kegiatan pariwisata akan semakin digemari secara global. Oleh karena itu, perencanaan pengembangan pariwisata harus disikapi dengan hati-hati dan tidak dilakukan secara spontanitas oleh pemerintah supaya hasilnya terukur dan memberikan manfaat berlanjut bagi masyarakat.
Pemerintah dan masyarakat Kalimantan Tengah juga sebaiknya fokus pada 3 destinasi unggulan antara lain Taman Nasional Tanjung Puting, Taman Nasional Sebangau dan Sungai Kahayan. Secara emosional, seharusnya Kawasan Sungai Kahayan yang harus didorong menjadi destinasi utama nomer 1 karena lokasi ini memungkinkan untuk dijadikan wajah Kalimantan Tengah dan juga kegiatan pariwisatanya bisa dilakukan 24 jam dibandingkan destinasi Taman Nasional yang sifatnya adalah konservasi.
Keterlibatan BPW dalam memajukan pariwisata di Kalimantan Tengah sebagai ujung tombak (bukan ujung tombok) pemasaran juga perlu ditingkatkan dengan mengikuti perkembangan jaman yaitu menggunakan teknologi digital. BPW tidak perlu kuatir dengan OTA karena produk yang dibawa BPW adalah paket wisata yang merupakan kumpulan dari semua pendukung pariwisata mulai dari tiket pesawat, hotel, guide, rumah makan dll. Sedangkan OTA sendiri adalah sebuah kegiatan APW yang kebanyakan hanya menjual instrument pariwisata seperti tiket pesawat dan hotel.
Ketika BPW sudah mengaplikasikan teknologi digital maka fokuslah untuk berkompetisi dengan operation company (perusahaan yang murni mendapatkan profit dari jasa yang diberikan) dan bukan berkompetisi dengan valuation company (perusahaan start up yang profitnya didapatkan karena nilai/brand perusahaan). Namun demikian, sekali lagi diingatkan bahwa segala bentuk usaha apapun memerlukan kegigihan dan passion untuk mencapai keberhasilan. Sektor jasa seperti bidang pariwisata dapat menjadi sarana untuk berkarya dan memberikan yang terbaik dalam hal pelayanan kepada masyarakat.
Salam Pariwisata!…