Hari Minggu tanggal 14 Januari 2018 saya dan keluarga jadi ekotourist di Taman Nasional Sebangau (TNS). Tantangan juga sebenarnya buat saya pribadi untuk meyakinkan bahwa destinasi wisata tersebut cukup menyenangkan. Padahal seperti kita tahu entah setuju apa tidak pada umumnya wisatawan nusantara kurang berminat dengan kegiatan ekowisata dengan alasan cliche bahwa kita sudah terbiasa hidup dekat dengan alam jadi kalau berwisata ya harus ke tempat modern yang bersih, dingin dan bisa cuci mata (bisa shopping atau lihat yang bening-bening, hehehe…). Apalagi melakukan kegiatan ekowisata biasanya mengeluarkan biaya yang tidak murah (relatif).

Namun pada hari itu saya berhasil mengumpulkan 18 anggota keluarga untuk menikmati TNS. Perjalanan kami dari Palangka Raya ke Dermaga Kereng Bangkirei memakan waktu 20 menit, kemudian dilanjutkan menuju salah satu resort TNS dengan menggunakan kelotok (perahu masyarakat) / speed boat selama 45 menit.

Keunikan yang dimiliki TNS yaitu hutan tropis dengan tanah gambutnya. Pada saat musim hujan seperti ini kegiatan tracking (berjalan di hutan) sulit dilakukan oleh wisatawan nusantara namun kondisi air sungai yang cukup tinggi sangat menggoda untuk kegiatan air seperti berenang. Oleh karena itu saya mengajak putri saya untuk berenang di sungai karena menjadi sebuah aktivitas langka karena aktivitas ini sebenarnya sudah sulit untuk dilakukan oleh orang yang tinggal kota. Bahkan saya berpikir bahwa aktivitas berenang di sungai hitam cukup eksotis dan bisa menjadi daya tarik utama TNS dari Palangka Raya sebagai pintu masuknya. Perjalanan dan aktivitas ekowisata di TNS saya kira sudah cukup mendukung wisatawan seperti beberapa foto di bawah ini supaya tidak dianggap hoax, yeaayy…

Anyway, by the way, kalau mau berkunjung ke TNS bisa juga dilayani oleh Barama Tour. Promosi dikit atuhhhh….:D