Sudah lama saya tidak membagi cerita di  blog ini. Kegiatan menulis ternyata menjadi sebuah aktivitas yang jarang saya lakukan karena jadwal padat mengerjakan ini itu. Namun saya harus konsisten untuk menulis walaupun hanya sedikit. Saya teringat cerita Abah Hamid bahwa kalau sudah pulang kampung ke Indonesia bakal jarang menulis karena sibuk bangettt…

Anyway, dalam tulisan kali ini saya mau sharing bahwa perkembangan pariwisata sekarang didominasi oleh generasi millenial yang katanya dimulai dengan kelahiran 1980 karena mereka lebih cepat memperkenalkan sebuah destinasi dengan gadget dan teknologinya seperti media sosial.

Pariwisata nampaknya juga menjadi sebuah standar sosial bagi individu untuk mendukung aktualisasi dirinya. Nampaknya Teori Maslow yang menyatakan bahwa aktualisasi diri merupakan puncak kebutuhan manusia setelah kebutuhan lainnya (misal kebutuhan Jasmani) sudah terpenuhi. Namun, teori tersebut bisa menjadi perdebatan karena adanya teknologi. Banyak individu yang mengaktualisasikan dirinya dengan pergi ke tempat-tempat tertentu dan mereka sangat bangga untuk bisa menjadi yang pertama menyiarkan lokasi yang eksotis, padahal belum tentu kebutuhan lainnya di bawah kebutuhan aktualisasi seperti kebutuhan safety, sosial ataupun penghargaan telah terpenuhi.

Generasi millenial mudah memviralkan sebuah destinasi wisata, oleh karena itu hadirnya Generasi Pesona Indonesia (GenPI) ataupun Generasi Wonderful Indonesia (GenWI) sangat diperlukan demi perkembangan pariwisata di Indonesia.

Konferensi ini juga mempertemukan saya dengan pakar-pakar pariwisata seperti Pak Pitana, Ibu Dewi, Prof Xu, Pak Irawan, Chris Bottrill dan juga Gede Gunawan, Country Director of Agoda International Indonesia. Sudah sangat tepat rasanya ketika Konferensi di Bali tentang pariwisata membawa tema besar Generasi Millenial sehingga saya juga banyak belajar kembali tentang dunia digital dan berusaha berpikir dengan perspektif millenial supaya tidak ketinggalan dengan pariwisata digital.

Salam Pariwisata Indonesia